Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 19, 2009

Banjarnegara : 47 Desa di Banjarnegara Rawan Kekeringan

BANJARNEGARA (KR) - Sebanyak 57.962 kepala keluarga (347.836 jiwa) di 47 desa di Kabupaten Banjarnegara rawan kekeringan pada musim kemarau. Desa sebanyak itu tersebar di 11 kecamatan, yaitu Pagedongan 5 desa, Bawang 4 desa, Purwanegara 7 desa, Susukan 11 desa, Purwareja-Klampok 1 desa, Mandiraja 5 desa, Punggelan 8 desa, Wanadadi 1 desa, Pagentan 3 desa, Banjarmangu 1 desa dan Rakit 1 desa. Demikian dikatakan oleh Kabag Kesra Setda Banjarnegara, Dwi Suryanto, Selasa (18/8). Menurut Dwi, desa-desa rawan kekeringan berada di kawasan perbukitan dan di daerah kering. Meski cukup banyak desa yang sudah mulai merasakan dampak kemarau, namun hingga kini baru ada satu desa yang meminta droping air, yaitu Desa Jalatunda Kecamatan Mandiraja. ”Sebanyak 300 kepala keluarga di desa itu sudah mulai mengalami krisis air bersih dan minta didrop air,” katanya. Mereka tersebar di tiga dusun, yaitu Sawangan, Gelak dan Karangkemiri. Dwi mengatakan, Bagian Kesra sudah menerjunkan staf untuk melakukan s

Banjarnegara : Ribuan Istri di Banjarnegara Gugat Cerai

BANJARNEGARA, (PRLM).- Selama enam bulan terakhir ribuan pasangan suami istri di Kab. Banjarnegara Jawa Tengah (Jateng) mengajukan gugat cerai. Karena sebagian besar penggugat perceraian adalah dari pihak istri. Sampai enam bulan terakhir yang mengajukan perceraian sebanyak 1.270 pasangan suami istri."Persoalan suami yang tidak bertanggung jawan menjadi alasan utama perceraian,” kata Ketua Pengadilan Agama Banjarnegara, Munasib Zaenuri, Rabu (19/8). Gugat cerai dari pihak istri karena tidak mendapatkan nafkah material dan batin. Para suami yang digugat karena pergi ke luar daerah dan tidak kembali dalam jangka waktu yang lama Munasib menambahkan, persoalan paling mendominasi terjadinya perceraian dini di Banjarnegara yakni ekonomi. “Mereka kemungkinan besar tidak siap ekonomi pada saat akan menikah," terangnya. Diakui sebagian besar yang mengajukan perceraian adalah pasangan dengan latar belakang pekerjaan sebagai buruh tani, urutan berikutnya kalangan pedagang, swasta