Awak angkudes Punggelan Banjarnegara geruduk Dishub

BANJARNEGARA - Awak angkutan pedesaan yang tergabung dalam Paguyuban Pesolipat Wanadadi, Banjarnegara, Selasa (21/7), menggeruduk Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dinhubkominfo). Mereka menuntut agar pemkab melarang angkutan mikrobus masuk ke Punggelan. Pasalnya, masuknya microbus membuat mereka tersisih.

Rombongan Pesolipat yang dikoordinasi ketuanya, Heri Setia Agung dan didampingi Ketua Paguyuban Angkutan Barang Banjarnegara (Pangkuba) Gito Prayitno.

Sekitar 15 awal angkutan kemudian dipersilakan berdialog di ruang pertemuan kantor Dinhubkominfo. Dialog dipimpin Kepala Dinhubkominfo Ir Supriyo yang didampingi Iptu Hasan Suhaeri, Bag Ops Sanlantas Polres Banjarnegara.

Heri Setia Agung mengatakan, sejak mikrobus dari kota Banjarnegara masuk ke Punggelan, angkudes memilih tidak beroperasi lagi karena pemasukan tidak dapat menutup biaya pembelian bahan bakar.

Karena itu, pihaknya meminta agar microbus dari Banjarnegara tidak masuk dan hanya sampai Wanadadi, seperti yang sudah berjalan selama puluhan tahun. "Kami ingin dilindungi.

Kami sudah berupaya taat pada aturan. Kami yang dulu plat hitam bersedia dikuningkan. Namun setelah kuni malah seperti ini. Sejak mikro masuk, kehidupan kami sengsara," katanya. Jumlah anggota Pesolipat ada 78 armada.

Pegang trayek
Ir Supriyo mengatakan, pihaknya akan melakukan pembicaraan dengan pihak awal angkutan mikrobus. Karena masuknya mikrobus ke Punggelan tidak menyalahi aturan, mengingat mereka memegang trayek. Apalagi, pada pertemuan antara awak mikrobus yang dilakukan pada tangal 13 Juni lalu, awak angkudes sepakat.

Menanggapi itu, Heri Setia Agung mengaku menyepakati mikrobus masuk karena ada tekanan dari awak mikrobus. Daripada terjadi gesekan, ia memilih setuju.

"Karena tersiar kabar bahwa akan didatangkan preman dari luar daerah," katanya. Hasan Suhaeri meminta awak angkudes untuk menjalankan isi kesepakatan hasil pertemuan sebelumnya sambil menunggu pembicaraan dengan pihak mikrobus. Hal ini untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

Dalam dialog yang tadinya berjalan santai dan tenang tibatiba terjadi ketegangan antara awak angkutan dengan petugas. Awak angkudes yang berencana menitipkan armada mobil di halaman kantor Dinhubkominfo sebagai bentuk protes, dilarang oleh Ir Suprio. "Ga boleh, ini kantor bukan tempat parkir," bentak Supriyo beberapa kali saat menjawab keinginan awal angkudes. ito-ip


sumber : wawasandigital.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masuk SD Negeri 4 Krandegan Banjarnegara dipungut Rp 1,3 juta

BANJARNEGARA : TANPA PERBAIKAN JALAN; Desa Wisata Gumelem Sulit Terwujud

Banjarnegara : Mayat wanita di Waduk Mrica ternyata korban bunuh diri