Banjarnegara Musim kemarau, petani kentang kembali dihantui ’bun upas’

BANJARNEGARA - Musim kemarau ini, petani kentang di wilayah dataran tinggi Dieng Banjarnegara mewaspadai munculnya bun upas. Untuk mencegah bun upas yang menyebabkan tanaman kentang mati akibat cuaca sangat dingin, mereka telah melakukan antisipasi.

Ketua kelompok tani Perkasa Batur yang juga menjabat Kades Pekasiran, Kecamatan Batur, Mudasir mengatakan, pada akhir Juli maupun awal Agustus biasanya suhu di Dieng sangat rendah, mampu mencapai minus dua derajat celcius pada dinihari. Kondisi ini menyebabkan turunnya embun yang disertai salju. Masyarakat setempat menamainya dengan bun upas. Embun ini akan mengakibatkan air dalam batang tanaman dan daun turut membeku sehingga menyebabkan tanaman mati.

Untuk mengantisipasi bun upas merusak tanaman kentang, jelas dia, petani melakukan berbagai cara, mulai memasang jaring atau plastik maupun daun bambu pada lahan kentang, sehingga air embun tidak langsung mengenai tanaman. Selain itu, petani juga melakukan penyiraman kentang di pagi hari. "Penyiraman di pagi hari sebagai langkah agar tanaman tidak membeku, sementara pelindung dari jaring untuk menjaga suhu udara di areal pertanian tidak anjlok," jelas Mudasir.

Langkah lainnya yang ditempuh petani di wilayah itu dengan memanipulasi iklim mikro di asekitar. Caranya dengan membakar daun kering atau gergaji kayu. Fungsinya untuk membuat awan buatan. Adanya awan tersebut akan membuat suhu udara di wilayah setempat tidak turun drastis. "Biasanya embun upas turun saat cuaca cerah," jelas Mudasir.

Waktu tanam
Bun upas merupakan momok petani kentang di Dieng karena setiap tahun turun. Data Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Banjarnegara menyebutkan, pada tahun 2008 luasan tanaman kentang yang mati sekitar 14 hektar, sedangkan pada tahun 2007 mencapai 40 hektar. Ada dua desa yang menjadi langganan bun upas yakni Karangtengah dan Dieng Kulon.

Pengawas benih kentang Banjarnegara, Ir Suhari menjelaskan, untuk mengurangi kerugian petani pihaknya mengimbau kepada petani untuk memperhatikan waktu tanam. Diharapkan, memasuki bulan Juli dan Agustus usia tanaman sudah di atas dua bulan. Sehingga ketika bun upas datang tanaman kentang sudah berbuah. "Meski tidak kembali modal namun setidaknya bisa mengurangi rugi karena masih bisa menjual," kata Suhari. ito-Tj

sumber wawasandigital.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masuk SD Negeri 4 Krandegan Banjarnegara dipungut Rp 1,3 juta

BANJARNEGARA : TANPA PERBAIKAN JALAN; Desa Wisata Gumelem Sulit Terwujud

Banjarnegara : Mayat wanita di Waduk Mrica ternyata korban bunuh diri