BANJARNEGARA : TANPA PERBAIKAN JALAN; Desa Wisata Gumelem Sulit Terwujud

BANJARNEGARA (KR) - Gagasan Pemkab Banjarnegara untuk menjadikan Desa Gumelem Wetan Kecamatan Susukan menjadi desa wisata sulit terwujud, jika tidak dilakukan perbaikan jalan. Sehingga, masalah kualitas jalan harus di kawasan yang merupakan bagian bekas kekuasaan kerajaan Mataram itu harus diprioritaskan.

Kades Gumelem Wetan Budi Sulistyo, kepada wartawan Kamis (20/8) mengatakan, ada dua ruas jalan yang perlu diperbaiki guna mendukung program desa wisata. Kedua jalan tersebut menuju ke makam Girilangan, Sajadah Batu dan makam Ki Ageng Gumelem serta pemandian air panas.

Dikatakan, jarak lokasi pemandian air panas dari jalan raya Kecamatan Susukan sekitar 8 kilometer. Sepanjang 6 kilometer di antaranya beraspal mulus, namun 2 kilometer sisanya rusak parah dan kurang lebar. Sedangkan jalan menuju makam Girilangan, Sajadah Batu dan makam Ki Ageng Gumelem sepanjang 1,5 kilometer kondisinya masih berupa jalan batu dan menanjak, sehingga sulit bagi kendaraan roda dua maupun roda empat naik sampai ke lokasi. “Kala jalan diaspal, kami optimistis akan mampu menyedot pengunjung,” kata Budi.

Menurut Budi, pengunjung pemandian air panas pada hari Minggu rata-rata 100 orang. Sedangkan peziarah makam Girilangan dan Ki Ageng Gumelem, pada malam-malam tertentu mencapai 200 orang.

Menggali Potensi
Sementara Pengurus Paguyuban Kerabat Mataram (Pakem) se-eks Karesidenan Banyumas, KRHT Yatmanto Diningrat dan Pakem Banjarnegara (Pakembara) RT Tirto Budinagoro berharap agar masyarakat Gumelem Wetan tidak hanya meminta bantuan fisik dari pemerintah saja. Namun terlebih dulu perlu mengali potensi yang mereka miliki.

Keduanya mengatakan, ada beberapa potensi berupa tradisi peninggalan zaman Mataram yang hingga kini masih lestari di Gumelem Wetan, di antaranya batik tulis dan pandai besi. Bangunan bersejarah juga masih kokoh berdiri, berupa mesjid usia 300 tahun lebih. Di depan pengimaman mesjid tua itu terdapat lubang kecil yang merupakan batas antara Gumelem Wetan dan Gumelem Kolon. Sehingga tempat ibadah tadi menjadi milik kedua desa. (Mad)-c


SUMBER : KR.CO.ID

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masuk SD Negeri 4 Krandegan Banjarnegara dipungut Rp 1,3 juta

Banjarnegara : Mayat wanita di Waduk Mrica ternyata korban bunuh diri