Suvenir Khas Banjarnegara Jadi Juara Nasional

Banjarnegara - IDENTITAS sebuah daerah bisa dicitrakan dalam berbagai bentuk. Selama ini yang lazim ditemui adalah berupa makanan atau minuman khas, wisata khas atau suvenir khas.

Untuk suvenir khas, Kabupaten Banjarnegara biasanya memberikan Batik Gumelem dan Keramik Klampok kepada para tamu dari luar daerah. Namun, kini ada satu prototipe suvenir baru yang khas Banjarnegara, yakni miniatur ’’Angkring Dawet Ayu Banjarnegara.’’

Suvenir itu merupakan hasil karya Mayang Suruni Wulandari, siswa SMAN 1 Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara yang telah teruji karena mampu menjadi Juara I Lomba Seni Siswa Tingkat Nasional di Yogyakarta awal Juni lalu.

’’Karya tersebut menjadi juara, karena mewakili keunikan dan kekhasan budaya daerah, serta dibuat dari bahan-bahan di sekitar kita yang bisa dikatakan dari limbah. Bahannya adalah kulit pohon pisang yang sudah dikeringkan,’’ kata Drs Tujiyo MPd, Kepala SMAN 1 Wanadadi.

Untuk menghasilkan sebuah karya yang unik itu, diperlukan waktu penggalian ide sekitar satu bulan lamanya. Menurut Mayang, ide itu berawal dari tulisan dia dalam karya ilmiah remaja (KIR), yang mengupas tentang pemanfaatan ’’Kupopi’’ atau kulit pohon pisang.
Khas Daerah ’’Ketika ada bimbingan dari guru pendamping, akhirnya ditemukan ide membuat angkring dawet ayu dari kulit pohon pisang. Seperti kita tahu, dawet ayu adalah minuman khas Banjarnegara, maka karya itu sesuai dengan tema lomba,’’ kenang Mayang.

Ternyata, ketika disandingkan dengan karya siswa dari seluruh provinsi di Indonesia, buah idenya itu mampu menjadi juara. ’’Para juri kala itu menilai karyanya original atau dari ide asli yang tidak sama dengan karya lain yang biasanya sudah ada di pasaran. Selain juga khas dari budaya daerah, yakni angkring dawet ayu yang lengkap dengan gambar punakawan di sisi kanan dan kiri pikulannya,’’ papar Jarwo, seorang guru pendamping lulusan ISI Yogyakarta.

Melihat hasil karya seorang Mayang, sekolah berharap ada tindak lanjut dari Pemkab untuk bisa menjadikan sebagai salah satu maskot atau suvenir khas. Sebab, karya itu muncul dari putra asli daerah.

’’Dengan potensi yang kami miliki kini, memang ada arahan untuk membuat lagi jika ada pesanan. Namun, ini menjadi satu peluang bagi daerah untuk menjadikannya sebuah maskot baru yang khas dan unik,’’ kata Drs Tujiyo. (M Syarif SW-29)

Sumber :
suaramerdeka.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masuk SD Negeri 4 Krandegan Banjarnegara dipungut Rp 1,3 juta

BANJARNEGARA : TANPA PERBAIKAN JALAN; Desa Wisata Gumelem Sulit Terwujud

Banjarnegara : Mayat wanita di Waduk Mrica ternyata korban bunuh diri